KONSELING DALAM PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN
A.
Pengertian Konseling dalam Praktik Kebidanan
Dalam praktik kebidanan, pemberian
asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan
ditentukan dengan cara bidan membuna hubungan, baik sesame rekan sejawat maupun
dengan orang yang diberi asuhannya.
Konseling kebidanan adalah suatu proses
pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama
yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien
untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi
kebutuhan klien. Dalam praktik konseling kebidanan setidaknya harus ada
unsur-unsur sebagai berikut:
Peserta
Umumnya berjumlah minimal dua orang
(bidan dan klien), bisa juga berkelompok, dengan perananan atau afiliasi
professional khusus, yaitu bidan yang memiliki pengetahuan dibidangnya.
Tujuan
Diperlukan untuk menyesuaikan diri kea
rah yang lebih baik dan berfungsi meningkat, yaitu klien dapat melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.
Hasil Belajar
Mengingat pentingnya tujuan konseling
kebidanan dalam membantu klien mencapai kemandirian sebagai makhluk individu,
sosial, religious, cultural, dan semakin kompleksnya masalah yang dihadapi
klien, maka bidan sebagai konselor dituntut untuk terus meningkatkan diri
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan layanan
konseling terus berkembang.
B.
Tujuan Konseling dalam Praktik Kebidanan
- Membantu
klien memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat
- Membantu
pemenuhan kebutuhan klien, meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan/mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif
- Mengubah
sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang merugikan
klien menjadi menguntungkan klien.
C.
Jenis Konseling dalam Praktik Kebidanan
Konseling praktik
kebidanan dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
- Konseling remaja dan kesehatan
reproduksi remaja
Dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan reproduksi remaja adalah
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi, dan proses reproduksi
remaja. Biasanya dipengaruhi oleh masalah menikah dan melakukan hubungan
seksual pada usia dini, akses pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan gender,
kekerasan seksual, dan pengaruh media massa. Kualitas sumber daya manusia
ditentukan oleh anak-anak dan remaja.Karena ini sangat berkualitas pada
kepribadian, kesehatan, maupun pendidikan.
Topik konseling remaja
melipurti:
·
Remaja dan kesehatan reproduksinya.
·
Seksualitas.
·
Infeksi menular seksual.
·
Isu gender.
·
Narkoba dan zat adiktif.
- Konseling Ibu Hamil
Tingginya
kematian ibu merupakan permasalahan, karena kematian ibu akan berdampak pada
seluruh keluarga. Ini dikarenakan adanya komplikasi dari kehamilan. Di Indonesia
angka kematian ibu sangat tinggi. Mengingat masih tingginya AKI, diperlukan
suatu kerja sama bidan dengan ibu. Salah satu upaya yang dilakukan bidan adalah
konseling.
- Konseling Pada Ibu Bersalin
Merupakan
proses alamiah, teapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu
bersalin mampu beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala 1
yang merupakan nyeri hebat bagi si ibu. Karena pada tahap ini resiko komplikasi
yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.Lancarnya persalinan ditentukan
oleh faktor psikologis.
- Koseling Ibu Nifas
1.
proses masa nifas.
2.
Keluhan umum 1-72 jam masa nifas.
3.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu.
4.
Tanda komplikasi masa nifas.
5.
Kebersihan ibu.
6.
Kolostrum dan pemberian ASI.
7.
Teknik menyusui
8.
Kebutuhan nutrisi ibu pada masa nifas.
- Konseling
pada bayi
1.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada bayi.
2.
Kebersihan bayi.
3.
Perawatan tali pusat bayi.
4.
Imunisasi.
5.
Status kesehatan bayi.
6.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Konseling
KB
1.
Memperlakukan klien dengan baik.
2.
Interaksi dengan klien.
3.
Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
4.
Menyediakan metode yang diinginkan klien.
5.
Membantu klien mengerti dan mengingat.
D.
Langkah Konseling dalam Praktik Kebidanan
Agar bidan dapat melakukan kegiatan
konseling dengan baik dan berhasil, maka bidan harus memperhatikan
langkah-langkah dalam proses konseling. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
Langkah Awal
Merupakan langkah penting dalam proses
konseling kebidanan, keberhasilan langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya
dalam proses konseling kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang
konselor adalah sebagai berikut:
-
Mengeksplorasi perasaan,
fantasi, dan ketakutan sendiri
-
Menganalisis kekuatan dan
kelemahan diri
-
Menentukan alasan klien
minta pertolongan
-
Membina rasa percaya
(trust), penerimaan, dan melakukan komunikasi secara terbuka
-
Membuat kontrak bersama
-
Mengeksplorasi pikiran,
perasaan, dan perbuatan klien.
-
Mengidentifikasi masalah
klien
-
Merumuskan tujuan bersama
klien
Langkah Inti
Langkah kedua dari proses konseling
kebidanan adalah langkah inti atau langkah pokok. Langkah ini menentukan apakah
bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan klien dan apakah
konseling berhasil dengan baik. Tugas bidan pada langkah inti adalah sebagai
berikut:
-
Mengeksplorasi stressor yang
tepat
-
Mendukung perkembangan
kesadaran diri klien dan pemakaian koping mekanisme yang konstruktif.
-
Mengatasi penolakan perilaku
maladatif
-
Memberikan beberapa
alternatf pilihan pemecahan masalah
-
Melaksanakan alternatif yang
dipilih klien
-
Merencanakan tindak lanjut
dari alternatif pilihan.
Langkah Akhir
Setelah melakukan kegiatan pokok dalam
proses konseling, meskipun bidan bukan orang yang paling berhak untuk
mengakhiri proses konseling, akan tetapi bidan harus dapat melakukan terminasi
atau pengakhiran. Tugas bidan pada langkah akhir adalah sebagai berikut:
-
Menciptakan realitas
perpisahan
-
Membicarakan proses terapi
dan pencapaian tujuan
-
Saling mengeksplorasi
perasaan, penolakan (kehilangan), sedih, marah, dan perilaku lain
-
Mengevaluasi kegiatan dan
tujuan konseling
-
Apabila masih diperlukan,
melakukan rencana tindak lanjut dengan membuat kontrak untuk pertemuan
berikutnya.
E.
Asas Konseling dalam Praktik Kebidanan
Asas
Kerahasiaan
Sebagian
keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini, sebab klien
akan mau membukakan keadaan dirinya sampai dengan masalah –masalah yang sangat
pribadi, apabila ia yakin bahwa konselor dapat menyimpan rahasianya. Dengan
adanya keterbukaan dari klien akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi konselor
menemukan sumber penyebab timbulnya masalah.
Asas Keterbukaan
Konselor harus
berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam membahas masalah yang
dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan pikiran dan keinginannya
yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya permasalahan. Namun demikian suasana
keterbukaan ini sulit terwujud bilamana asas kerahasiaan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, asas kerahasiaan akan sangat
mendukung terciptanya keterbukaan klien dalam menyampaikan persoalannya.
Asas Kesukarelaan
Koselor mempunyai
peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini konselor harus mampu
mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien. Bilamana konselor tidak
siap menerima kehadiran klien karena satu dari lain hal, seperti tidak cukup
waktu untuk berkonsultasi yang disebabkan oleh waktu yang lain, badan yang
tidak enak, sedang punya masalah yang agak serius.
Asas Kegiatan
Usaha layanan
bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan sifat keunikanya
manusia maka konselor harus memberikan layanan seirama dengan
perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. Perubahan itu tidak hanya sekedar
berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan perubahan menuju suatu
kemajuan.
Asas Kedinamisan
Asas layanan
bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu
perubahan tingkah laku kearah yang baik. Sesuai dengan sifat keunikannya
manusia maka konselor harus memberikan layanan seirama dengan
perubahan-perubahna yang ada pada diri klien. Perubahan itu tidak hanya sekedar
berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan perubahan menuju suatu
kemajuan.
Asas
Keterpaduan
Kepribadian klien
merupakan suatu organisasi dari berbagai macam aspek. Dalam memberikan layanan
pada klien, hendaknya selalu memperhatikan aspek-aspek kepribadian klien yang
diarahkan untuk mencapai keharmonisan atau keterpaduan.
Asas kenormatifan
Maksud dari asas
ini adalah usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak terjadi
penolakan bagi individu-individu yang bimbing baik penolakan dalam prosesnya
maupun saran-saran atau keputusan yang bahas dalam konseling.
Asas konseling
Pelayanan
bimbingan konseling adalah bersifat profesional, oleh karena itu, tidak mungkin
dilaksankana oleh orang-orang yang tidak didik atau dilatih atau dipersiapkan
untuk itu. Pelayanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus, maka
konselor harus benar-benar terlatih untuk itu, sehingga layanan tersebut
benar-benar profesional
Asas alih tangan
Bila ditemukan
masalah-masalah klien tersebut diluar bidang keahliannya. Maka konselor
hendaknya segera mengalihtangankan kepada yang lain. setiap masalah hendaknya
ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
Asas Tutwuri Handayani
Setelah klein
mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan tersebut tidak
hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya diluarlayanan pun hendaknya
makna bimbingan dan konseling tetap dirasakan, dan terciptalah hubungan yang
harmonis antara konselor dan klien. Klien hendaknya merasa terbantu dan merasa
aman atas pemberian layanan.
F.
Fungsi Konseling dalam Praktik Kebidanan
- Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
- Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan lingkungan .
- Perbaikan : perbaikan terjadi
bila ada penyimpangan perilaku klien
- Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat kesehatan.
G.
Proses Konseling
1)
Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik
dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
a.
Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
b.
Memperkenalkan diri
d.
Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S : Face your clients squarely
(menghadap klien) & smile/ nod at
clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O : Open and Non Judgemental Facial
Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai). L
: Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). E : Eye Contact in a culturally-
Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia
dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and Friendly
Manner (santai dan sikap bersahabat).
e.
Bersabar.
2)
Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan
perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat
perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah(1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal,
(6) struktural.
3)
Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan
pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
H.
Prinsip Dasar Keterampilan Konseling
Kemampuan menolong orang lain digambarkan
dalam sejumlah keterampilan yang digunakan oleh seseorang sesuai degan
profesinya meliputi (Hopsan, 1978):
- Pengajaran
- Nasehat
dan bimbingan
- Pengambilan
tindakan langsung
- Pengambilan
tindakan langsung
- Pengelolaan
- Konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar